Saat ini banyak sekali daging-daging olahan atau daging siap dikonsumsi yang beredar di supermarket. Mungkin kita kerap mendengar, mengonsumsi daging olahan memiliki dampak buruk bagi tubuh. Namun apa saja bahayanya? Mengapa mengonsumsi daging olahan tidak sehat?
Daging yang telah "diproses" ini mengacu pada daging yang telah melalui proses pengasinan atau kimia untuk memperpanjang umur simpannya. Dan berikut adalah empat risiko gangguan kesehatan akibat mengonsumsi daging olahan :
1. Obesitas
Daging olahan cenderung mengandung lebih tinggi kalori, lemak, dan sodium. Berbagai daging olahan yang biasa Anda konsumsi dalam bentuk sosis, daging burger, atau daging olahan lainnya, berpotensi menambahkan lebih banyak kalori, lemak, dan natrium ke dalam tubuh.
Akibat terlalu banyak garam, tubuh akan menyebabkan retensi air dan kembung. Di sisi lain, daging olahan biasa disebut "menu makan pagi dan siang instan" untuk alasan yang bisa jadi baik. Lantaran mudah dipadukan dengan dua potong roti untuk sarapan atau makan siang. Untuk membuat sandwich, cukup tambahkan selembar daging olahan, setangkup roti, selembar keju, irisan bawang bombai dan acar mentimun, plus mayones dan saus sambal.
Sayangnya, cara praktis ini justru bisa meningkatkan masalah berat badan, karena kandungan sodium dan lemak dalam daging olahan menyebabkan sistem metabolisme melambat. Apalagi jika Anda menambahkan keripik kentang dalam menu makan siang.
Para ahli diet menyarankan, untuk membakar lemak yang sudah terlanjur bersarang di tubuh, lakukan olahraga secara teratur. Jika Anda memiliki kebiasaan tidur pasca makan siang, sebaiknya ubah kebiasaan itu dengan berjalan-jalan di taman.
2. Penyakit Jantung
Cobalah pertimbangkan selalu beban apa saja yang akan Anda rasakan pada tubuh tatkala memutuskan menyantap hot dog atau burger dengan isi daging olahan. Menyantap sebuah hotdog sama dengan mendapatkan lebih dari tiga kali jumlah garam yang ada pada sandwich isi irisan daging kalkun.
Lantas, apa yang membuat kandungan garam menjadi amat berbahaya bagi tubuh? Tingginya kadar garam akan melemahkan fungsi pembuluh darah. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan penyakit jantung.
Ingat, tubuh Anda tak bisa menampung sejumlah besar natrium. Retensi air sebagai akibat dari tingginya asupan natrium akan membangun volume air dalam darah. Semakin banyak volume air dalam darah, semakin keras kerja hati memompa darah untuk disebarkan melalui arteri. Dampaknya, semakin besar pula beban yang ada pada arteri Anda.
3. Diabetes
Para peneliti telah menemukan tanda-tanda bahaya dalam zat nitrat dan nitrit yang ditemukan dalam daging olahan. Ahli diabetes mengatakan, nitrat mengurangi sekresi insulin dalam tubuh, dan memiliki efek negatif terhadap kadar glukosa tubuh.
Peneliti Harvard baru-baru ini juga telah melakukan penelitian yang menunjukkan, makan hanya satu porsi daging olahan sehari dapat meningkatkan risiko sebesar 29 persen untuk terkena diabetes. Satu porsi, misalnya, setangkup roti berisi dua iris daging asap atau sosis.
4. Kanker
Peneliti Swedia telah menemukan risiko yang lebih tinggi dari kanker perut pada mereka yang secara rutin makan daging olahan. Sementara itu, sebuah studi dari Hawaii yang diikuti para peserta selama tujuh tahun mengungkapkan, mereka yang makan daging yang telah mengalami proses kimia menunjukkan risiko 67 persen lebih besar terkena kanker pankreas dibandingkan mereka yang tidak atau jarang makan daging olahan. Maka secara umum disarankan, daging olahan sebaiknya dikonsumsi tak lebih dari satu porsi dalam seminggu.