"Kecanduan itu lebih disebabkan seseorang tidak bisa melepaskan sesuatu. Ini bisa terjadi pada apapun, yang membuatnya nyaman dan tidak ingin meninggalkannya, salah satunya game," kata psikolog dari Yunita Faela Nisa, psikolog dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Menurutnya, ada batasan dimana seseorang bisa teridentifikasi kecanduan jika hubungannya dengan tiga hal yakni diri sendiri, aktivitas sehari-hari dan hal rutin dilakukan, sudah terganggu.
"Kalau hubungannya dengan tiga hal ini terganggu, berarti sudah menjadi masalah. Tapi sepanjang dia, misalnya saatnya mandi dia mandi, tetap pergi ke sekolah atau ke kantor bagi yang sudah dewasa, itu tidak masalah," terang wanita berkerudung ini.
Dikatakan Yuni, demikian dia akrab disapa, ini terjadi karena kebiasaan yang terus menerus dilakukan seseorang dan menjadi kesenangan untuknya. Kecenderungan manusia, jika sudah mendapatkan sesuatu yang mengenakkan, apapun itu, akan susah kehilangan.
"Kecanduan ngegame, kecanduan menggunakan ponsel, main Facebook, apapun itu, balik lagi batasannya tiga itu tadi. Lihat saja dirinya, aktivitasnya dan hal rutinnya terganggu atau tidak? Kalau tidak, itu masih tidak apa-apa," ujarnya.
Namun menurutnya, kita tetap harus bijak terutama bagi para orangtua untuk memperhatikan proporsi kegiatan yang bisa menimbulkan kecanduan pada anak-anak. "Kalau terlalu banyak untuk ngegame ketimbang belajar itu perlu diingatkan," tegasnya.
Sebelum terlambat, batasi anak untuk bermain game
